Blogger Widgets

Senin, 22 Desember 2014

KUNCI IDENTIFIKASI SISTEM DIKOTOMI


NO Tumbuhan Bentuk Tepi Ujung Pangkal
1 Awar2 jorong Rata

Runcing

Tumpul

2 Ketapang Bulat telur terbalik Rata

membulat

runcing

3 Nyamplung Memanjang Rata

Terbelah

runcing

4 K.Sepatu jorong Bergerigi

Meruncing Tumpul

5 Kj. Beling jorong Bergigi

membulat

runcing

6 D.Kupu2 Bulat Rata

Terbelah

Berlekuk

7 Mangko’an Ginjal

Bergerigi

Membulat

Berlekuk

8 Dadap merah jorong Rata

Meruncing 

Runcing

9 Sono keling Bulat telur terbalik Berombak Membulat

Runcing

10 Kesambi spatula

Berombak Membulat

Runcing

11 Tabebuya Memanjang

Rata

Runcing

Runcing

12 Wali limo jorong

Rata

Tumpul

Runcing


Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya.
Untuk dapat mengklasifikasikan, perlu dilakukan determinasi ataupun identifikasi, Determinasi merupakan upaya membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan). Karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi (Inggris to determine = menentukan, memastikan) dianggap lebih tepat daripada istilah identifikasi (Inggeris to identify = mempersamakan(Anonim, 2008)
Klasifikasi tumbuhan pada dasarnya merupakan pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun ke dalam takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali yang perlu dilakukan adalah adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut. Cirri-ciri morfologis yang digunakan dalam klasifikasi ialah bagian vegetatif atau bagian yang ada kaitannya dengan reproduksi. Contoh bagian vegetatif antara lain yaitu ada tidaknya jaringan pembuluh, macam serta kedudukan daun, dn cirri-ciri organ lainnya. Pada umumnya, struktur reproduktif lebih luas penggunaannya dibandingkan dengan struktur vegetatif. Banyak studi tentang morfologi tumbuhan memperlihatkan bahwa struktur yang berhubungan dengan alat reproduktif ternyata hanya sedikit yang mengalami perubahan selama evolusi dibandingkan dengan struktutr vegetatif(Tjitrosomo, 1984). Setelah dilakukan pengamatan terhadap cirri-ciri morfologi, langkah selanjutnya adalah membandingkan atau mempersamakan ciri-ciri tumbuhan tadi dengan tumbuhan lainnya yang sudah dikenal identitasnya, dengan menggunakan salah satu cara berikut diantaranya yaitu ingatan, bantuan ahli, specimen acuan, pustaka, computer.(Anonimous, 2007):
Biasanya, proses determinasi akan lebih mudah jika menggunakan kunci determinasi. Kunci determinasi merupakan suatu alat yang diciptakan khusus untuk memperlancar pelaksanaan pendeterminasian tumbuh-tumbuhan. Kunci determinasi dibuat secara bertahap, sampai bangsa saja, suku, marga atau jenis dan seterusnya. Ciri-ciri tumbuhan disusun sedemikian rupa sehingga selangkah demi selangkah si pemakai kunci dipaksa memilih satu di antara dua atau beberapa sifat yang bertentangan,begitu seterusnya hingga akhirnya diperoleh suatu jawaban berupa identitas tumbuhan yang diinginkan(Anonimous, 2007).



Macam-Macam Klasifikasi


Klasifikasi bermanfaat untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara  makhluk hidup yang beraneka ragam. Hewan atau tumbuhan yang masih dekat hubungan kekerabatannya mempunyai banyak persamaan ciri morfologi. Ada beberapa macam sistem klasifikasi, di antaranya sistem klasifikasi alami, sistem klasifikasi buatan dan sistem klasifikasi filogenik.
1.9.1 Sistem klasifikasi alami
Merupakan suatu cara pengelompokan makhluk hidup berdasarkan banyaknya persamaaan ciri morfologi yang dimiliki. Pengamatan dilakukan menggunakan mata telanjang dengan mengamati bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna, ukuran tubuh, tinggi/pendek, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki dan bentuk batang.
Penganut sistem ini adalah Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles seorang ahli filsafat Yunani yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan jumlah kotiledon, ada tidaknya mahkota bunga, dan letak bakal buah. Selain beliau, Theophrastus (370-285 SM) yang disebut Bapak Botani dengan karyanya berjudul “History of Plants” yang berisi pembagian dunia tumbuhan menjadi empat kelompok, antara lain:
Pohon: tumbuhan yang memiliki batang berkayu, misalnya pohon mangga dan pohon jeruk.
Semak/Perdu: tumbuhan berkayu, memiliki banyak ranting dan bercabang pendek, misalnya tanaman pagar atau teh-tehan.
Setengah Semak/Setengah Perdu: tumbuhan berbatang rendah dengan percabangan banyak dan mudah patah, misalnya tanaman cabai dan tanaman melati.
Herba/Terna: tanaman yang memiliki batang berair atau berbatang lunak, misalnya tanaman bayam, kangkung atau sawi.
Kelebihan sistem ini ialah identifikasi yang mudah. Pengelompokan makhluk hidup yang kurang dikenal masih mungkin dilakukan dalam sistem klasifikasi ini. Sistem ini juga relatif lebih stabil karena tidak akan berubah oleh perubahan perkembangan pengetahuan.
1.9.1.1. Sistem klasifikasi buatan
Sistem klasifikasi buatan (artifisial) adalah pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan atas adanya beberapa persamaan ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh, dan daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan. Misalnya kupu-kupu dan kelelawar merupakan satu kelompok karena keduanya dapat terbang. Penganut sistem klasifikasi ini adalah John Ray (1627-1705), seorang naturalis Inggris yang menuangkan pendapatnya dalam “Historia Plantarum”, berisi 1800 jenis tumbuhan yang menggunakan ciri bunga, batang dan akarnya. Klasifikasi ini kurang teratur dan tidak disertai dengan tata nama. Kelebihan sistem ini adalah semua orang dapat melakukan pengelompokan makhluk hidup dengan menentukan sendiri aturan yang digunakan. Dengan demikian, dasar yang digunakan untuk pengelompokan antar orang yang berbeda akan berbeda pula.
1.9.1.2. Sistem klasifikasi filogenik
Pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson (kelompok). Charles Robert Darwin (1859) dalam bukunya “ On the Origin of Species by Means of Natural Selection” mengkaitkan antara klasifikasi dan evolusi. Dasar pemikiran Darwin adalah setiap makhluk hidup mengalami perubahan sehingga sifat/cirinya berbeda dengan sifat/ciri nenek moyangnya.
Kelebihan sistem klasifikasi ini adalah dapat diketahui adanya hubungan filogenik antar makhluk hidup yang berada dalam satu kelompok. Selain itu, banyak informasi yang dapat diperoleh, misalnya anggota kelompok dapat ditambah dengan mudah dan kebanyakan makhluk hidup dalam kelompok memiliki ciri dasar yang diturunkan.
Carolus Linnaeus (1707-1778), sarjana kedokteran dari Swedia yang sangat besar perhatiannya terhadap bidang botani, menganut sistem klasifikasi buatan. Linnaeus menyatakan bahwa makhluk hidup  yang memiliki persamaan paling banyak digolongkan dalam tingkatan yang sama, mengenal adanya tingkatan pengelompokan makhluk hidup yang disebut takson.  Anggota-anggota dalam tingkatan takson yang semakin tinggi mempunyai persamaan semakin sedikit. Sebaliknya, makin rendah tingkatan takson, maka semakin banyak persamaannya. Umumnya kelompok (takson) dari tinggi ke rendah adalah sebagai berikut:
Kingdom (Dunia)
Phylum (Filum) atau Division (Divisi)
Classis (Kelas)
Ordo (Bangsa)
Familia (Suku)
Genus (Marga)
Species (Spesies/Jenis)
Berikut ini adalah Tabel 1.3 tentang contoh klasifikasi pada tumbuhan
dan hewan.
Tabel 1.3.Klasifikasi tumbuhan dan hewan
Tumbuhan Takson Hewan
Plantae Kingdom Animalia
Spermatophyta Phylum/Division Chordata
Angiospermae Sub Phylum/Sub Division Vertebrata
Dicotyledoneae Classis Mammalia
Rutales Ordo Theria
Rutaceae Familia Marsupialia
Citrus Genus Marcapus
C.macrocarpa
(J. keprok)
Species M. kangaroo
(Kangguru
Linnaeus juga memelopori cara pemberian nama makhluk hidup  menggunakan sistem penamaan yang dikenal dengan sistem binomial nomenklatur (sistem tata nama ganda). Ketentuan penamaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Nama ilmiah makhluk hidup ditulis dalam bahasa Latin atau bahasa asing yang dilatinkan. Contohnya, nama ilmiah melinjo adalah Gnetum gnemon yang berasal dari bahasa Melayu gnemu.
b. Setiap nama jenis terdiri atas dua suku kata. Kata pertama menunjukkan nama genus, sedangkan kata kedua menunjukkan keterangan jenis/spesies (misalnya mammosum= seperti mammae). Contohnya nama ilmiah harimau adalah Felis tigris dan nama ilmiah padi adalah Oryza sativa.
c. Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf kapital, misalnya Felis dan Oryza. Adapun huruf pertama pada kata kedua ditulis dengan huruf kecil, misalnya tigris dan sativa.
d. Nama jenis makhluk hidup dicetak miring, misalnya Oryza sativa atau dapat juga digarisbawahi, misalnya Felis tigris.
e. Nama varietas ditulis sebagai kata ketiga, misalnya Oryza sativa glutinosa, yaitu nama lain padi varietas ketan.
Beberapa alternatif sistem klasifikasi menggunakan sistem dua dunia, sistem tiga dunia, sistem empat dunia, dan sistem lima dunia.
Sistem dua dunia dikategorikan dalam dunia hewan (animalia), makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri, memerlukan makhluk hidup lain sebagai sumber makanannya, dan dapat melakukan gerak berpindah tempat; dan dunia tumbuhan (plantae), makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari, mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik, kelompok ini tidak dapat berpindah tempat meskipun dapat melakukan gerak yang terbatas.
Sistem tiga dunia disusun berdasarkan cara makhluk hidup memperoleh makanan yang dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1866, Bangsa Jerman). Sistem ini terdiri atas kingdom protista (mikroorganisme), kingdom plantae dan kingdom animalia.
Sistem klasifikasi berdasarkan data sekuen dari RNA ribosom (rRNA) membagi makhluk hidup hidup ke dalam tiga domain yaitu Bakteria, Archaea dan Eukarya. Anggota domain Bakteria dan Archaea ialah makhluk hidup prokariot, sedangkan domain Eukarya ialah makhluk hidup eukariot. Domain Eukarya terdiri dari 5 dunia, yaitu protista, chromista, fungi, plantae, dan animalia.
Sistem lima dunia dikemukakan oleh Robert H. Whittaker (1969), meliputi kingdom monera (prokariotik, inti sel tidak bermembran = ganggang hijau biru dan bakteri), kingdom protista, kingdom fungi (cendawan), kingdom plantae dan kingdom animalia. Klasifikasi disusun berdasarkan struktur organisasi internal sel, struktur organisasi sel, dan tipe nutrisi sel. Sistem ini yang paling sering digunakan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup hidup.

 Bentuk Ujung daun





Bentuk pangkal daun
 


Bentuk tepi daun

selain menggunakan ciri morfologi para ahli juga menggunakan ciri fisiologi dan anatomi
Anatomi merupakan cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi makhluk hidup.   Anatomi bisa juga kerap disebut sebagai  ilmu urai tubuh. Anatomi terdiri dari  anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan aliasfitotomi.Tak hanya itu, ada juga beberapa cabang ilmu anatomi lain, yakni anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi manusia.

Sedangkan, fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Singkatnya, fisiologi adalah pengetahuan tentang fungsi normal makhluk hidup. Fisiologi juga dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan tetapi prinsip dari fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
tabel yang digunakan untuk klasifikai tumbuhan menggunakan ciri morfologi


CIRI MORFOLOGI BATANG
Habitus Pohon
Perdu
Terna
Batang Terlihat
Tidak terlihat
Sifat Batang Berkayu
Berair
Permukaan batang Berduri
Berbulu halus
Kulit mengelupas
Terdapat bekas perlekatan daun
Terdapat bintik-bintik coklat
Pecah-pecah
Terdapat bekas-bekas pelepah daun
Pecah-pecah
Rata
Arah tumbuh batang Tegak lurus
Memanjat
Menjalar
Percabangan Ada
Tidak ada
Cara percabangan Monopodial
Simpodial
Arah tumbuh cabang Menjalar
Condong ke atas
Membelit


CIRI MORFOLOGI DAUN
Susunan Daun Tunggal
Majemuk menyirip genap
Majemuk meyirip gasal
Majemuk menjari
Bagian-bagian daun tunggal Tangkai daun
Pelepah daun
helaian
Bagian-bagian daun majemuk Ibu tangkai daun
Cabang tangkai daun
Anak daun
Bentuk Tangkai/Ibu Tangkai daun Silinder, pangkal tidak menebal
Silinder, pangkal tidak menebal
Pipih
Bentuk pelepah daun Membungkus batang
Memeluk batang
Bentuk helaian/anak daun Jorong
Lanset
Memanjang
Bulat
Bulat telur
Bulat telur sungsang
Pita
Tepi daun Rata
Bergerigi
Bergigi
Beringgit
Bercangap
Tulang daun Menyirip
Menjari
Daging daun Seperti kertas
Seperti perkamen
Seperti kulit/belulang
Permukaan daun Licin mengkilat (nitidus)
Licin berselaput lilin(pruinosus)
Gundul (glaber)
Berkerut (rugosus)
Berbulu (pilosus)
2. ciri utama tumbuhan dikotil yang membedakan dengan tumbuhan monokotil
 
3. mengapa dalam mengelompokkan tanaman tidak langsung sejumlah sifat dan sejumlah spesies ?
Karena setiap tanaman memiliki ciri khas yang berbeda beda . misalnya ada dua tanaman yang memiliki bentuk ujung daun yang sama , tetapi belum tentu bentuk pangkal keduanya sama .

1 komentar: